Friday, May 23, 2008

SURAT DARI MEJAKU

Weblog ini saya buat sebagai album dari semangat sosial yang telah saya lakoni kurun 30 tahun dalam separuh abad kehidupan saya, agar dapat dibaca oleh siapapun untuk bersama-sama terinspirasi membangun masyarakat madani yang mumpuni ke depan sebagai warisan kepada bangsa dan negara Indonesia tercinta.

Pemicunya, pada awal tahun 2008 muncul sinyal baik kepada saya untuk menjadi legislator melalui kendaraan politik yang saya ikut membesarkannya, Partai Demokrat. Saya menjadi bakal calon legislator DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2009-2014 dari daerah pemilihan-4 yaitu Jakarta Selatan.

Kesegeraan membuat weblog ini justru didorong oleh gagasan dan saran seorang teman dekat, Nanang Majdi yang memberi bantuan pemikiran guna menyukseskan kegiatan politik praktis tadi. Terima kasih.

Bak keberuntungan yang datang berlimpah, seorang teman dekat lain yang kesehariannya berkecimpung di dunia teknologi infomartika, Unggul Hupadi memulai kerja membuat awal blog ini. Saat saya baru mendarat di bandara Changi di Singapura, tanggal 21 Mei lalu, ia mengirim sms kepada saya mencari masukan untuk membuat situs webblog ini.


Alhamdulillah, inilah hasil dari kerja keras mereka membantu saya dalam menyosialisasikan diri dan konsep kepada kolega dan masyarakat luas.

Thursday, May 22, 2008

HIDUP SEDERHANA DAN JIWA SOSIAL SEBAGAI MODAL MENGABDI

Aku dilahirkan dari keluarga besar yang sederhana. Ayahku hanya seorang pegawai negeri sipil golongan dua. Kami bersaudara sebanyak tujuh orang (sebetulnya 10, tiga adikku telah meninggal di usia muda), dan aku adalah yang tertua. Ibuku seorang wanita teranggun dan terhormat dimata kami anak-anaknya, karena beliau hanya seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya dengan sabar mengurusi anak-anaknya yang bandel dan nakal.



Suatu petang pada tahun 1970, ibu yang sedang menggendong adik bungsu, bertanya kepadaku: “Mei, jika nanti kau sudah besar, kau mau menjadi apa, Nak ?”. Pertanyaan yang biasanya oleh kebanyakan anak seusiaku seringkali tidak disikapi serius, tapi aku justru menyambutnya dengan gembira bak menerima hadiah besar, : “Aku mau jadi Insinyur, bu !” kataku saat itu. Kulanjutkan lagi “Aku mau seperti Mang Herman”. Mang Herman, yang menjadi tokoh idolaku itu adalah seorang lelaki kerabat ibuku yang bersekolah di ITB dan menjadi petinggi di perusahaan otomotif besar Jepang, Mitsubishi, yang akhirnya berhasil menyunting putri dari owner Perusahaan Jepang itu dan kini bersama keluarga menetap di Jakarta. Keluarga Mang Herman ini juga sangat sederhana seperti keluargaku karena ayahnya seorang anggota TNI-AD dengan pangkat Bintara saja.

Tingginya cita-cita itu menunjukkan betapa sederhananya kehidupan kami, sehingga menjadi orang besar dan kaya raya adalah sebuah harapan dan target hidup. Tapi ternyata kehidupan tidak selamanya harus dilakoni seperti anganan tadi. Setamat SMA Xaverius I di Palembang, aku segera mengikuti jejak paman tadi dengan berkuliah di Bandung. Tapi yang aku pilih bukan ITB melainkan Unpad sesuai kemampuan otakku saat itu.





Setelah meraih gelar S1 dari Unpad, aku segera hijrah ke Jakarta. Beberapa bulan pontang-panting melamar pekerjaan, akhirnya aku lulus tes masuk kerja di DPA-RI, waktu itu sebuah lembaga tinggi negara yang cukup beken di kawasan Istana kepresidenan. Di sini hanya bisa bertahan 12 bulan, karena gaji yang kuterima sangat kecil. Tak sempat nganggur, kemudian aku diterima kerja di PT Caltex Pacific Indonesia untuk ditempatkan di Rumbai - Riau. Di perusahaan asing ini gaji yang kuterima cukup besar dan dengan dukungan fasilitas lumayan memuaskan. Bayangkan, tubuhku yang tadinya hanya 50kg dengan tinggi 172 cm akhirnya menjadi subur hingga sekarang, menjadi 92kg. Masya Allah !

Hidup di hutan Rumbai, meski gaji besar, tak dapat menahan aku untuk betah di sana. Seperti kebanyakan teman lain yang menjadikan Caltex sebagai batu loncatan untuk mengantongi sertifikat internasional sebelum terjun ke perusahaan domestik, maka aku pun ikut mundur dari CPI, setelah kerja empat tahun. Kemudian aku menapaki karir sebagai pegawai PT Garuda Indonesia hingga pensiun. Istriku memang tidak menginginkan aku pergi dan berpindah kerja lagi, cukup di Garuda saja, katanya. Istriku merasa sangat bahagia karena dengan fasilitas yang diberikan oleh Garuda maka ia bisa pulang kampung di Jogyakarta sesukanya dengan tiket gratis.

Selama bekerja di Garuda, aku beruntung telah dapat mengunjungi banyak kota besar dunia, sebut saja seperti Los Angeles, Honolulu, Singapore, Kualalumpur, Taipeh, Auckland, Wellington, Bangkok, Tokyo, Amsterdam, Geneve, Frankfurt, London, Moscow, Leningrad dan Tasken, serta masih banyak sederet kota dunia lainnya. Bersama istri, aku bersyukur telah dua kali menunaikan ibadah haji dan beberapa kali pergi umrah. Aku juga pernah ikut VVIP Flight menyertai Presiden Soeharto menghadiri KTT Negara-negara Nonblok di Beograd - Yugoslavia.

Pada tahun 2004, dari bulan Mei hingga September, aku menjadi koordinator Relawan Tim Sukses SBY di bandara Soekarno-Hatta. Seluruh karyawan di bandara aku rangkum menjadi penggembira untuk menghantar dan menyambut SBY yang selalu terbang dengan Garuda Indonesia. Pak SBY dan ibu Ani Yudhoyono tersenyum melihat pekerjaanku ini, karena suatu hari beliau bertanya kepadaku: "Tidak takut pak Ariman ?". Ibu Yuli, Pak Arifin, Pak Harry Purnomo, Pak H. Makmun, Pak Deddy Afriady, Pak Heru Lelono, Pak Asfihani, Pak Soekarnotomo, Pak Rachmat Witoelar dan Pak Djali Yusuf adalah orang yang bisa selau dekat aku saat itu. Ibu Yuli tidak jarang telpon di tengah malam untuk reservasi perjalanan SBY yang serba mendadak. Wajar, jika pada pernikahan mas Agus di Istana Bogor, aku termasuk salah satu undangan di sana.



Pada masa kampanye pemilihan presiden tahun 2004, hanya SBY satu-satunya kandidat Presiden yang melewati bandara Cengkareng dan mendapat dukungan sangat meriah. Beberapa kelompok penumpang yang ingin membuat foto bersama SBY, aku fasilitasi. Sekelompok turis asal Eropah minta berjabat tangan dan membuat foto bersama SBY, aku penuhi juga. Ibu-ibu yang mau pergi umrah pun minta berjabat tangan kepada SBY, aku kabulkan. Aku masih ingat mereka berpesan: "Kami doakan Bapak jadi Presiden." Pada hari terakhir perjalanan SBY sebagai orang sipil yang terbang dengan pesawat komersial (setelah KPU mengumumkan hasil akhir Pilpres), maka “pelepasan” SBY seakan menjadi puncak perpisahan. Pintu keluar terminal F padat oleh penggembira dan terikan "Hidup SBY". Pak JK dan ibu Mufidah yang menjemput di bandara, sempat terharu dan menghindar oleh gemuruhnya sambutan. Ibu Ani menitikkan air mata di dalam mobil Alphard biru tua B909YS sambil berujar: “Pak Ariman, terima kasih atas dukungannya yang luar biasa. Kami terharu. Suatu saat kami akan datang lagi ke Cengkareng tapi sebagai Presiden dalam kunjungan incognito. Sampaikan salam hangat kami kepada semuanya.” Itu pasti ucapan tulus dari Ibu Ani yang kini menjadi Ibu Negara. Janji berkunjung ke Cengkareng dibuktikan setelah lima bulan menjadi Presiden saat beliau menginspeksi Terminal 3 dan fasilitas lain di bandara internasional itu.

Sementara sisi lain dari kehidupanku, ketika masih mahasiswa di Bandung, aku mulai aktif memberikan darah demi kemanusiaan. Kini aku telah memberikan darah sebanyak 125 kali atau setara 30 liter darah yang disedot dari dalam tubuh untuk menyelamatkan jiwa orang lain.

Karena itu pula maka aku ditunjuk dan dipilih menjadi Sekretaris Jenderal dari Forum Komunikasi Dermawan Darah 100 kali atau disingkat FOKUSWANDA. Ini organisasi satu-satunya di tanah air yang menghimpun seluruh pendonor 75 kali ke atas. Banyak usaha dan kegiatan yang telah aku organisir bersama teman-teman dalam rangka membesarkan organisasi Fokuswanda dan memberikan nilai tambah bagi anggota yang kini mencapai 25.000 orang. (lihat artikel lain tentang Layanan Gratis Kesehatan bagi Pendonor Darah Sejati).

Dimulai di Bandung aku terlibat aktif sebagai anggota HMI, pengurus Student Association for Populations Study (SA), anggota Jaycess chapter Bandung dan menjadi Saksi pada Pemilu 1977. Di Jakarta menjadi Tim Formatur PDDI Jakarta Selatan.

Aku sangat mensyukuri segala limpahan rahmat Allah SWT ini, sebab semuanya telah aku lalui dengan baik, dari menjadi PNS, pegawai perusahaan minyak asing terbesar di dunia, dan terakhir menjadi BUMN yang dibanggakan oleh rakyat Indonesia karena kemana-mana selalu mengibarkan bendera Merah Putih dan karenanya pula aku bisa berkeliling dunia. Rasanya semua kebutuhan hidup telah aku nikmati sehingga tidak perlu ngoyo kejar kenikmatan dunia lagi. Yang belum aku lakukan adalah MENGABDI UNTUK KOMUNITAS DAN MASYARAKAT LUAS. SEBAGAI WARGA JAKARTA, AKU INGIN SEKALI BERPERAN AKTIF MEMBANGUN KOTA JAKARTA YANG NYAMAN, AMAN, MAKMUR, SEJAHTERA DAN MANUSIAWI.



Kesempatan itu kini telah datang di hadapan mata. Andalah yang akan menentukan kesertaan aku sekaligus menggapai cita-cita besar itu. Ibukota Jakarta harus kita bangun bersama, dan aku akan melaksanakannya dengan landasan KASIH yaitu Kritis, Amanah, Santun, Ikhlas dan Harmonis.

Wednesday, May 21, 2008

Drs. H. Ariman K. Usman - Sosok Dibalik LAYANAN GRATIS KESEHATAN BAGI PENDONOR DARAH SEJATI


Sudah jutaan orang yang sakit, korban bencana alam, kecelakaan maupun korban pertikaian, terselamatkan hidupnya oleh setetes darah yang diberikan oleh pejuang kemanusiaan yaitu pendonor darah sukarela. Memang hingga kini belum ada pabrik darah yang mampu menggantikan darah ciptaan Tuhan. Manusia masih sangat bergantung kepada darah bersih dan sehat dari manusia lain untuk menyelamatkan jiwanya. Setiap kali pendonor memberikan darah, sejatinya ia tidak saja telah menyelamatkan nyawa pasien tapi juga melanjutkan kebahagiaan sebuah keluarga kecil yang anggota keluarga mereka telah “dihidupkan” lagi. Sungguh ini perbuatan sangat mulia.


Setiap Anda mendonorkan 250cc atau 350cc darah bersih dan sehat, berarti Anda menambah panjang daftar orang yang Anda selamatkan. Persoalannya haruskah pertolongan kemanusiaan Anda ini diabaikan begitu saja oleh semua stakeholder kedonordarahan yaitu masyarakat yang terselamatkan, Rumah Sakit, PMI dan Pemerintah ?

ORGANISASI FOKUSWANDA

Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) adalah organisasi resmi seluruh pendonor darah. Tapi ada organisasi lain yaitu Forum Komunikasi Dermawan Darah 100x atau disingkat FOKUSWANDA, yang didirikan pada tanggal 29 Desember 1995 di Jakarta, disahkan melalui Akte Notaris dan menjadi mitra Kementerian Kesehatan maupun PMI sehingga senantiasa dilibatkan dalam workshops yang diselenggarakan oleh ICRC di Laos & Kamboja. Anggota Fokuswanda adalah pendonor darah 100 kali ke atas. Sebagai Organisasi besar, Fokuswanda berjuang meningkatkan kesejahteraan bagi anggotanya yang tersebar di seluruh tanah. Sebab mereka ini telah memberikan lima kali lipat jumlah darah dalam tubuhnya. Tubuh kita hanya menyimpan lima liter darah saja. Organisasi ini dikendalikan oleh Mayjen Polisi (pur) Drs. Pamudji Rahardjo, SH, MH sebagai Ketua Umum dan Drs. H. Ariman Kumeirzal Usman sebagai Sekjen.



Lazimnya Sekjen adalah motor organisasi, maka bukan Sekjen kalau saya tidak banyak gagasan. Sejak Munas 2003 di Jakarta, berbagai karya telah dinikmati oleh anggota Fokuswanda. Suatu hari di Balai Kota Jakarta, saya bersama Ketua Umum Pamudji menghadap Wakil Gubernur DKI Jakarta DR. H. Fauzi Bowo. Kami membisikkan pesan penuh harapan, meminta Pemda DKI Jakarta memperhatikan nasib pendonor darah di ibukota. Upaya marketing yang briliyan ini ternyata dapat menggugah Pak Fauzi Bowo yang langsung menulis secarik memo mengantarkan saya untuk menghadap Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Ketua Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metropolitan (Irsjam). Hasilnya sangat spektakuler ! Tanggal 5 April 2007, keluar Peraturan Gubernur DKI No. 55 Tahun 2007 yang memberikan dan sekaligus membebaskan seluruh anggota Fokuswanda dari biaya perawatan jalan, rawat inap, semua tindakan dan pembelian obat-obatan di 17 Rumah Sakit besar, sebut saja RSCM, RSPAD Gatot Subroto, RS Marinir Cilandak, RS Fatmawati, RS Persahabatan, dan banyak lain lagi.


Merasa tidak puas, saya kemudian mendekati Apotik Kimia Farma dan Garuda Indonesia. Di sini saya sukses pula mendapatkan diskon bagi anggota Fokuswanda yang membeli obat di seluruh Apotik Kimia Farma dan terbang dengan Garuda Indonesia untuk sektor domestik maupun internasional.

KE ISTANA NEGARA

Bersama Ketua Umum, kemudian saya mengunjungi Sekretariat Negara untuk sowan atau beraudiensi kepada Sekretaris Militer Presiden. Hasilnya, SekmilPres menjanjikan setiap tahun akan memberikan 50 undangan bagi anggota Fokuswanda di seluruh Indonesia agar bisa datang dan menghadiri perayaan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan di Istana Negara Jakarta.



Puncak usaha saya, karena saya pernah bagian Tim Sukses SBY, maka pada awal 2007 saya menyampaikan saran kepada Ibu Ani Yudhoyono agar Pemerintah kembali memberikan penghargaan tertinggi di Istana Negara berupa Satyalencana Kebhaktian Sosial oleh Presiden kepada pendonor darah 100 kali, yang terhenti sejak tahun 1997. Presiden SBY kemudian berkenan mengabulkan usul saya ini. Maka akhir Januari tahun 2007 sebanyak 600-an pendonor darah 100x seluruh Indonesia kembali berdatangan ke Jakarta.

MENJADI PEJUANG ASPIRASI DI LEGISLATIF


Tentu akan banyak pendonor darah di Jakarta dan sekitarnya berhasrat menjadi anggota Fokuswanda. Anda pun pasti ingin segera bergabung di dalamnya. Derajat kesejahteraan yang sama dapat Anda nikmati jika diperjuangkan sejak sekarang.


Dalam sebuah pertemuan silturahmi, seorang anggota senior Fokuswanda menyampaikan curhat kepada saya: “Atas nama pendonor darah dan anggota Fokuswanda, kami mengusulkan agar Bapak Ariman Usman mau dicalonkan menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, supaya bisa bekerja lebih keras lagi untuk kesejahteraan pendonor darah di ibukota ! Bagaimana pak, kami siap mendukung ?”


Saya tidak bisa memberi jawaban pasti tapi pasrah mengatakan: “Insya Allah, jika memang itu amanah kepada saya oleh seluruh pendonor darah pemula sampai ratusan kali di Jakarta, saya akan lakoni menjadi anggota DPRD DKI. Tolong doa dan dukungannya !”



Semoga impian manis komunitas pendonor darah di ibukota Jakarta itu menjadi nyata . Kita buktikan bersama di tahun 2009 !

MEMBANGUN IBUKOTA JAKARTA RAYA, SEBUAH MEGAPOLITAN YANG BERBUDAYA DAN BERPERADABAN TINGGI



Sebuah hamparan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata tujuh meter di atas permukaan laut, di kawasan utara wilayah Jawa Barat, yang dikenal sebagai bandar Jayakarta, dahulu kala adalah tempat berniaga tersohor para pendagang Eropa dan Cina. Perkembangan kemudian menentukannya berganti nama menjadi BATAVIA, dan akhirnya setelah menjadi ibukota Republik Indonesia berganti lagi menjadi JAKARTA. Kini Daerah Khusus Ibukota Jakarta metropolitan ini memiliki luas daratan 661,52 km persegi serta luas lautan 6.977,5 meter persegi. Sebagai Provinsi utama, Jakarta kini terdiri dari lima kotamadya administratif dan satu kabupaten administratif yaitu Kepulauan Seribu.

Tahun 2003 jumlah penduduk Jakarta baru sekitar 8,5 juta jiwa pada malam hari dan sekitar 10 juta orang pada siang hari. Namun kurang dari dua tahun kemudian (2005) telah bertambah pesat menjadi 12 juta orang pada malam hari dan 15 juta pada siang hari. Tingkat kepadatan penduduk di Jakarta mencapai 14
.000 orang per km2. Luar biasa padatnya !

PROBLEM JAKARTA DARI SEJAK AWAL HINGGA KE DEPAN ADALAH MASALAH URBANISASI DAN KESEMRAWUTAN !

JAKARTA memang harus dibangun secara terkonsep, terintegrasi dan terkonsolidasi dengan baik. Menyimak teori demografi barat bahwa kota terklasifikasi dari kota sangat kecil, kota kecil, kota menengah, kota besar, metropolis, mengapolitan dan ekumenopolis (sumber: Sutiyoso Megaplitan – Juni 2007), maka memang sudah waktunya Jakarta dikembangkan menjadi MEGAPOLITAN.
Apa itu MEGAPOLITAN ? Konsep megapolitan yaitu membangun sebuah kota secara terintegrasi ketika kota itu sudah saling menyatu dengan kota-kota besar lain di sekitarnya. JAKARTA kini sudah menyatu dengan Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang dan Cianjur. Pembangunan terpadu ini bukan secara administratif melainkan pembangunan fisik.

Sebagai calon legislator DPRD DKI Jakarta periode 2009 – 2014, dari Partai Demokrat, maka saya telah menyiapkan sebuah konsep Visi dan Misi.

VISI

Membangun Ibukota JAKARTA bersama Executive dengan mengedapankan sikap kritis terhadap setiap kebijakan Gubernur DKI beserta seluruh jajarannya agar sejalan dengan aspirasi masyarakat dengan tidak meninggalkan tatanan kesantunan budaya bangsa serta tidak pula mencari keuntungan materi untuk terciptanya keharmonisan yang hakiki, guna menuju pembangunan kota JAKARTA dan sekitarnya menjadi MEGAPOLITAN yang berbudaya dan berperadaban tinggi.
MISI


1. Membentuk karakter aparat Pemda DKI yang jujur dan ikhlas mengabdi kepada warga dan masyarakat,
2. Membangun ibukota Jakarta yang moderen dan manusiawi,
3. Mengukuhkan budaya masyarakat yang cerdas, santun dan saling menghargai - menghormati,
4. Meletakkan pondasi peradaban sosial yang harmonis dan religius,
5. Meningkatkan derajat kehidupan warga yang sehat dan sejahtera.

TUJUAN AKHIRNYA ADALAH AGAR:
  • LEBIH ADIL
  • LEBIH SETARA
  • LEBIH PEDULI
  • LEBIH MAKMUR
  • LEBIH TOLERAN

Tuesday, May 20, 2008

ISTIMEWANYA SEORANG WANITA


Sekarang digambarkan era kaum FEMINIS, dimulai di Barat, berjuang keras seakan berkehendak mulya membela dan mengangkat derajat kaum wanita. Mereka tak hentinya mengeluhkan betapa susahnya menjadi WANITA, dengan mengetengahkan berbagai peraturan utamanya dalam koridor hukum syariah Islam, seperti dibawah ini:
1. Wanita menerima warisan lebih sedikit dibanding lelaki,
2. Wanita wajib minta izin kepada suami manakala hendak keluar rumah tetapi tidak bagi lelaki,
3. Wanita saksinya kurang berbanding lelaki,
4. Talak terletak di tangan suami dan bukan di tangan isteri,
5. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya soal haid dan nifas yang tidak ada pada lelaki,
6. Wanita wajib taat kepada suami, sementara suami tak perlu taat pada wanita,
7. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki,
8. Wanita perlu menghadapi resiko kesusahan mengandung dan melahirkan anak,
Itulah sebabnya mereka terus meneriakkan hasrat ingin “MEMERDEKAKAN WANITA”.
Tapi pernahkah kita lihat sebaliknya ? Atau setidaknya mau menghayati nilai hakiki dari ciptaan Sang Pencipta atas alam jagad raya ini ?
Renungkan ! Benda yang mahal harganya pasti akan dijaga dan dibelai serta disimpan di tempat yang teraman dan terawat baik. Intan berlian tidak akan dibiarkan terserak bukan ? Mustinya, itulah bandingannya cara kita memahami kondisi seorang wanita.
1. Wanita memang perlu taat kepada suami, tetapi tahukah Anda kalau lelaki wajib juga taat kepada ibunya melebihi keutamaan ia taat kepada bapaknya ?
2. Wanita memang menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi Anda juga harus tahu bahwa harta itu menjadi milik pribadi wanita tersebut karena ia tidak perlu menyerahkannya kepada suaminya, sementara jika lelaki menerima warisan, ia wajib menggunakan harta itu untuk menghidupi isteri dan anak-anaknya.
3. Wanita yang bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, pasti setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk lain ALLAH di muka bumi ini. Dan yang lebih pasti, jika wanita mati karena melahirkan anaknya maka adalah mati syahid dan surga pasti terbuka menanti kedatangannya.
4. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan berhadapan dengan pertanggungjawaban atas empat wanita: isteri, ibu, anak perempuan dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh empat orang pria, yaitu: suami, ayah, anak lelaki dan saudara lelakinya.
5. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan empat syarat, yaitu: shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya serta menjaga kehormatannya.
6. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat kepada suaminya, serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH kepada wanita… Ingatlah akan firman ALLAH SWT, bahwa mereka tidak akan pernah berhenti melakukan segala upaya, sampai kita umat Muhammad tunduk kepada cara-cara/peraturan buatan mereka yaitu emansipasi ala western ini. Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan Kita, maka sudah pasti IA yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala HukumNYA adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan buatan manusia.
Jagalah isterimu karena dia perhiasan, pakaian dan ladangmu, sebagaimana Rasulullah pernah mengajarkan agar kita (kaum lelaki) berbuat baik selalu (gently) terhadap isterimu. Adalah sabda Rasulullah bahwa ketika kita memiliki dua atau lebih anak perempuan, mampu menjaga dan mengantarkannya menjadi muslimah yang baik, maka surga adalah jaminannya (untuk anak laki2 berlaku kaidah yang berbeda).
Berbahagialah wahai para muslimah. Jangan risau hanya untuk apresiasi absurd dan semu di dunia ini. Tunaikan dan tegakkan kewajiban agamamu, niscaya surga menantimu.

Bagi saya kelak, manakala telah menjadi legislator di DKI Jakarta, saya akan berusaha menumbuh-kembangkan secara proporsional, beradab dan sesuai kiprahnya terhadap keberadaan kaum Wanita di Jakarta sehingga menjadi bersinergi dengan kaum Pria dalam membangun bersama kota Jakarta yang manusiawi dan moderen yang diridhoi oleh Allah SWT.
(Quoted and reedited from DeNablog. AKU)